Waktu adalah keniscayaan yang tak terhindarkan dalam perjalanan hidup manusia. Setiap detik, menit, dan jam membentuk bagian dari kisah panjang kehidupan yang diciptakan oleh Allah SWT. Ja’far bin Sulaiman berkata bahwa dia mendengar Robi’ah menasehati Sufyan Ats Tsauri,
إنما أنت أيام معدودة، فإذا ذهب يوم ذهب بعضك، ويوشك إذا ذهب البعض أن يذهب الكل وأنت تعلم، فاعمل.
“Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari. Jika satu hari berlalu, maka sebagian dirimu juga akan hilang. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, lalu hilanglah seluruh dirimu (baca: mati) sedangkan engkau mengetahuinya. Oleh karena itu, beramallah.”
Dalam menyikapi waktu, Islam mengajarkan kita untuk senantiasa beramal, berharap kepada-Nya, dan mempercayai bahwa setiap masa sulit pasti akan berlalu.
1. Tidak Ada yang Abadi Selain Allah
Dalam Al-Qur’an, Allah menyatakan, “Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Wajah Allah. Bagi-Nya kerajaan langit dan bumi, dan kepada-Nya lah kembali semua urusan” (Q.S. Al-Qasas [28]:88). Ayat ini mengingatkan kita bahwa kehidupan ini sementara, dan hanya Allah lah yang kekal abadi. Oleh karena itu, sebagai hamba-Nya, kita diharapkan untuk menjalani hidup ini dengan kesadaran bahwa waktu pasti akan berlalu.
2. Beramal dengan Ikhlas dan Konsisten
Dalam menyikapi waktu yang terus berjalan, Islam mendorong umatnya untuk terus beramal dengan ikhlas dan konsisten. Setiap amal perbuatan baik yang dilakukan dengan niat tulus dan konsisten membentuk investasi untuk kehidupan di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda, “Perbuatlah amal perbuatan baik selagi masih ada waktu, karena tidak lama lagi akan datang fitnah seperti bagian gelap malam. Seorang lelaki bangun sebagai mukmin dan begitu cepatnya menjadi kafir, atau bangun sebagai mukmin dan dengan cepatnya menjadi kafir, seperti bentuk sebuah tanduk kambing. Takdir sudah berputar sampai ke malam dan pagi hari.” (Hadits Riwayat Muslim)
3. Tawakal dan Berharap kepada Allah
Waktu yang berlalu tidak selalu membawa kenangan manis; kadang-kadang, kita diuji dengan cobaan dan kesulitan. Dalam menghadapi hal ini, Islam mengajarkan tawakal dan berharap kepada Allah. Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi merupakan sikap berserah diri dan mengandalkan Allah dalam setiap langkah hidup. Allah berfirman, “Dan hanya kepada Allah-lah bertawakallah orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al-Imran [3]:122)
4. Menghargai Setiap Detik dan Pelajaran
Waktu yang berlalu membawa banyak pelajaran. Islam mengajarkan umatnya untuk menghargai setiap detik kehidupan, baik suka maupun duka. Setiap ujian dan kesulitan adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih besar. Dengan merenungi setiap pelajaran yang diberikan oleh waktu, kita dapat tumbuh sebagai individu yang lebih kuat dan bijaksana.
5. Merenungi Akhirat sebagai Tujuan Utama
Dalam melihat waktu yang terus berlalu, Islam mengingatkan kita untuk selalu merenungi akhirat sebagai tujuan utama. Keberkahan hidup bukan hanya terletak pada kesuksesan dunia, tetapi juga kesuksesan akhirat. Oleh karena itu, setiap amal perbuatan baik yang dilakukan harus diorientasikan untuk mencapai keridhaan Allah dan kebahagiaan di akhirat.
Beramallah dan berharaplah kepada Allah di setiap langkah hidup. Waktu yang terus berjalan adalah anugerah yang harus dihargai dengan amal perbuatan baik dan tawakal kepada-Nya. Dengan menjalani hidup dengan penuh kesadaran akan waktu yang berlalu, kita dapat memandang masa depan dengan harapan yang penuh keimanan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.